.quickedit{ display:none; }
Antara Yogya dan Kairo

Oleh; Mukhlis Rahmanto











Rindu kau ibu pertiwi
Rinduku padamu indonesia

Meski terpisah samudera yang beberapa kilometer
aku tak henti badan untuk bertempur
awal matahari aku telah siap batin dhahir
saatnya mengisi diri agar lebih teratur
mengais mutiara-mutiara ilmu yang sedikit berdebur
mencari warisan keshalehan dibawah peninggalan leluhur
menyibak nafas kenabian yang hampir hilang tersungkur
kudapat, kubawa, kutempel pada satu sudutmu yang coba rapi terukur
meski bayangku kenyataan mengabur

Rindu kau ibu pertiwi
Rinduku padamu indonesia

Dada ini hampir sesak mikul masa depan
terang inginku padamu yang cerah berkemajuan
jiwa ini tak pernah bersepakat di meja perjanjian
jiwa ini tak sekali mengenalmu jauh sedalam lautan
aku hanya keringatmu basah embun
aku hanya darahmu kental merumpun
aku bau tanahmu subur tambun

Rindu kau ibu pertiwi
Rinduku padamu indonesia

Matahari ditimurmu, matahari disini
hari ini cuacamu, jadi hariku disini
sedu sedan sedihmu, sedu sedanku disini
gurau tawa harapmu, rasa plongku disini
maka jangan gundah, aku setia bersamamu disini

Rindu kau ibu pertiwi
Rinduku padamu indonesia

Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar

  • Translate Language

    English French German Spain Italian Dutch

    Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

    Sekilas Tentang PAPYRUS

    Lingkaran Sastra Papyrus satu-satunya lembaga kajian yang berada di bawah naungan Majelis Seni Budaya dan Olah Raga Pimpinan Cabang Istimewa Muhamadiyah Kairo dari periode 2006-2009 sampai sekarang. Di usianya yang sangat relatif muda, Lingkaran Sastra Papyrus senantisa mencoba dan mencoba untuk berusaha memperbaharui serta memperbaiki kreativitas berkarya yang dimiliki oleh seluruh anggota keluarga guna mencapai titik tertinggi kesuksesan berkreasi dan berkarya.

    Kolom Papyrus

    Jejak Pengunjung


    ShoutMix chat widget